Dosis besar radiasi nuklir dalam jangka pendek bisa menyebabkan Sindrom Radiasi Akut (ARS) atau keracunan radiasi.
Keganasan gejala ARS ini
tergantung tingkat paparan yang mengenai Anda. Cara mengukur dosis
radiasi ini bisa menggunakan satuan unit Grays (Gy). Rata-rata paparan
radiasi selama beberapa detik dari pemeriksaan dengan sinar X yakni 0,0014 Gy. Ini termasuk dosis rendah yang disarankan.
Apabila Anda terkena dosis
rendah, radiasi kisaran 0,35 Gy, Anda akan terserang flu. Efek samping
lain bisa mengalami pusing, mual, muntah, lemas, dan demam.
Jika tubuh terkena dosis yang
lebih tinggi, sekitar 1 hingga 2 Gy, sel darah mulai mati. Sistem
imunitas tubuh menurun akibat kekurangan sel darah putih, kekurangan
trombosit membuat pendarahan tidak terkontrol, dan anemia akibat
menurunnya sel darah merah menjadi ancaman selanjutnya.
Tapi, kondisi seseorang bisa dipulihkan pada tahap ini. Transfusi darah dan obat antibiotik dapat menjadi solusi.
Jika menerima paparan radiasi
lebih dari 2 Gy, Anda akan mengalami luka terbakar yang aneh pada kulit.
Kondisi ini disebut sebagai radiodermatitis akut. Dampaknya termasuk
bercak merah, kulit mengelupas, dan bisa juga melepuh.
Kondisi buruk ini diperkirakan
muncul dalam waktu 24 jam. Dosis 4 hingga 8 Gy bisa berakibat fatal.
Tapi, jalan menuju kematian masih bervariasi tergantung tingkat
paparan.
Pasien pada level ini akan
mengalami muntah, diare, pening, dan demam. Tanpa perawatan, seseorang
hanya tinggal menunggu maut dalam beberapa minggu setelah terkena
paparan.
Kondisi fatal ini pernah terjadi.
Ahli fisika, Louis Slotin, meninggal karena ARS ketika melakukan
penelitian Proyek Manhattan pada 1946. Slotin terkena paparan radiasi
dengan dosis yang diperkirakan 10 Gy dari sinar gamma dan sinar X.
Dengan dosis sebesar itu, dia
tidak bisa bertahan hidup. Bahkan, pengobatan modern seperti
transplantasi sumsum tulang belakang juga tidak bisa mengubah nasibnya.
Pasien yang terkena radiasi
antara 8 hingga 30 Gy akan mengalami mual. Dalam waktu satu jam, pasien
akan mengalami diare parah. Mereka akan meninggal dalam dua hari hingga
dua minggu.
Menyerap dosis lebih besar dari
30 Gy menyebabkan kerusakan sistem saraf. Dalam hitungan menit, pasien
akan menderita muntaber parah, pening, pusing, hingga pingsan. Kejang
dan tremor sudah menjadi ancaman umum. Pasien juga akan kehilangan
kontrol gerak otot. Hanya butuh 48 jam, radiasi nuklir langsung mencabut
nyawa korbannya.
Model perkiraan tingkat bahaya
paparan radiasi jangka panjang masih kontroversial. Menurut Gizmodo,
model yang paling diterima secara luas menunjukkan pengaruh radiasi yang
menyerang sebagian besar orang.
Radiasi tingkat rendah justru
menjadi sumber radiasi paling berbahaya. Kendati ARS memberi gambaran
menakutkan, terbunuh perlahan ini yang lebih perlu Anda khawatirkan.
Post a Comment