LONDON—Berasal dari liga yang sama, Borussia Dortmund dan Bayern Munich yang berhadapan dalam final Liga Champions di Wembley, Minggu (26/5) dini hari WIB, pastinya saling memahami karakter permainan masing-masing.
Mengalahkan Bayern di final DFB Pokal dan di Bundesliga musim lalu membuat Dortmund yakin bisa membuat Bayern menelan kekecewaaan di akhir pekan ini. Pemain sayap Bayern, Jakub “Kuba” Blaszczykowski yakin Dortmund mengetahui pasti cara mengalahkan pasukan Die Roten, julukan Bayern.
“Dalam pertandingan tertentu seperti ini, apa yang akan menjadi penentuan adalah performa Anda pada hari itu dan kami memperlihatkan bahwa kami mengetahui bagaimana menghadapi Bayern di mana kami menaruh respek terhadap tim ini,” ujar Kuba di situs resmi UEFA seperti dilansir Googlenews.
“Sudah pasti mereka adalah tim yang sangat bagus, namun kami juga memperlihatkan kemampuan yang kami miliki dan kami akan melakukan segalanya untuk memperlihatkan skill kami,” imbuh pemain internasional Polandia itu.
Kuba meyakini tim yang bermain dengan performa yang lebih baik akan menjadi pemenang dalam laga puncak ini. “Ada banyak teori berbeda yang bisa Anda coba di sini namun pada akhirnya bisa dilihat di lapangan siapa yang bermain lebih baik akan menang,” kata Kuba.
“Ini akan menjadi kulminasi dari musim bagus di Liga Champions dan semua orang di tim kami tidak sabar menghadapi final. Saya pikir ini akan menjadi final yang menyenangkan dan kami akan menjadi pemenangan setelah duel ini,” yakin dia.
Dortmund dan Bayern menjadi musuh bebuyutan dalam beberapa musim terakhir. Di dua musim sebelumnya Die Borussen, julukan Dortmund, mengalahkan Bayern dalam perburuan gelar juara Bundesliga sebelum musim ini Bayern kembali menjadi kampiun Jerman.
Kedua tim memiliki tipikal taktik permainan yang sama namun dengan variasi berbeda. Baik Dortmund maupun Bayern sama-sama suka memberi tekanan tinggi terhadap lawan. Keduanya juga mahir mengalirkan bola dari barisan belakang ke lini serang dengan kecepatan membingungkan lawan dan menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan menurunkan pemain di masing-masing sayap dan seorang penyerang tunggal.
Namun serangan Dortmund lebih ringan dan ramping dengan gaya serangan yang condong ke serangan balik. Pelatih Dortmund, Jurgen Klopp, menyeting para pemainnya dengan target delapan detik antara memenangi penguasaan bola di separuh lapangan sendiri dengan melepas tendangan ke gawang lawan.
Menekan lawan menjadi kunci dari gaya permainan Dortmund. Di musim ini Dortmund melakukan tekanan kilat dengan menguasai bola di lapangan lawan dan sangat kejam dalam serangan balik dan penyelesaian akhir.
Sementara menurunkan Marco Reus di sayap kiri menjadi dasar dari pendekatan terbaru Dortmund. “Saya memelajari sebuah statistik. Tim yang terlalu banyak berlari kalah dan tim yang menekan mereduksi peluang mereka memenangi pertandingan. Sekarang saya tahu kenapa itu terjadi,” ujar Klopp dilansirReuters.
Post a Comment